
Hari Puisi Sedunia, Kenalan Yuk Sama Sastrawan Indonesia Dengan Karyanya yang Bikin Meleleh
Hari Puisi Sedunia, Kenalan Yuk Sama Sastrawan Indonesia Dengan Karyanya yang Bikin Meleleh – Puisi merupakan sebuah tulisan yang dirangkai dengan pola unik, diksi yang cantik, dan memperhatikan sisi estetik. Sebuah puisi sangat kaya akan makna. Terkadang, banyak sekali pesan-pesan yang terkandung dalam kumpulan puisi. Di Indonesia, banyak penyair-penyair atau sastrawan Indonesia ternama yang menghasilkan sejumlah karya puisi yang melegenda. Bahkan, buah karya yang diciptakannya selalu melekat di ingatan para penikmat seni dan sastra. Bertepatan dengan Hari Puisi Sedunia pada 21 April, Hinet akan menyebutkan sederet nama sastrawan Indonesia yang telah menciptakan karya puisi yang sukses bikin kamu terpesona di setiap baitnya.
1. Chairil Anwar
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Kutipan puisi fenomenal di atas merupakan mahakarya dari seorang pelopor sastrawan Indonesia angkatan 45, yakni Chairil Anwar. Beliau lahir di Medan pada 26 Juli 1922. Karya puisi yang ia ciptakan bertema eksistensialisme, kematian, multi-interpretasi, dan pemberontakan.
Baca Juga: Merasa Kemampuan Menulis Masih Kurang? Lihat Tips Ini Yuk
2. Sitor Situmorang
Semoga kasih tahu jalan kembali
Pada pintu yang membuka dinihari
Ke mana angin membawa diri
Pria kelahiran asal Sumatera Utara pada 2 Oktober 1923 ini tutup usia di umur ke-91 di Apeldorn, Belanda. Karya puisi yang ia ciptakan sangat kaya akan makna dan pesan dan mendalam. Memulai meniti karir sebagai jurnalis, Sitor Situmorang juga disebut sebagai penyair tersohor setelah meninggalnya Chairil Anwar.
Baca Juga: Daftar Universitas Luar Negeri yang Punya Jurusan Bahasa Indonesia
3. W.S. Rendra
Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjadi kaca.
Bunga-bungaan yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.
Sastrawan Indonesia kelahiran kota Solo, 1935 ini karya puisinya memiliki dampak yang besar pada kesusastraan Indonesia. Hal ini dikarenakan estetiknya puisi yang ia ciptakan dan selalu berhasil memikat para penikmat sajak.
Baca Juga: Baca Buku Lewat Situs Ebook Terbaik Di Sini
4. Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Siapa yang tidak mengenal kutipan karya puisi di atas. Ya, Puisi yang berjudul “Aku Ingin” ini diciptakan oleh sastrawan Indonesia kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940. Puisi-puisi yang dihasilkan memiliki tampilan lirik yang sederhana, namun kaya akan makna. Hal ini membuat para penikmat sajak mengaggumi karya dari seorang penyair yang masih aktif mengajar di jurusan Sastra, Universitas Indonesia ini.
Baca Juga: Mau Kuliah Sastra Arab? Ketahui Fakta Menarik Ini
5. Sutardji Calzoum Bachri
di luar wiski
di halaman
anak-anak bermain
bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi
aku kan lupa bagaimana menangis katanya
Sutardji Calzoum Bachri lahir pada 24 Juni 1941 di Rengat, Indragiri Hulu. Beliau dijuluki sebagai presiden penyair Indonesia dan termasuk sebagai salah satu pelopor penyair Indonesia angkatan 1970. Gaya bahasa yang tertuang disetiap tulisannya pun cenderung lebih figuratif dan tafsir yang berbeda.
Baca Juga: Modem Home Router Hinet 4G LTE
6. Putu Wijaya
Kalau kau cintai yang mencintaimu
cintailah dirimu
Kalau kau cintai dirimu yang kucintai
cintailah daku
Contoh syair di atas merupakan tulisan yang lahir dari tangan seorang penyair bernama Putu Wijaya. Lahir pada 11 April 1944 di Tabanan, Bali, sastrawan Indonesia ini sangat produktif dan tak jarang menoreh prestasi di bidang seni.
Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Menggunakan Home Router Lebih Efektif
7. Remy Sylado
Jiwa terasing dalam dunia bising
Diinjak, remak, permak
Lalu kiamat
Ia tamat
Orang-orang mengenalnya dengan nama pena Remy Silado, namun pria kelahiran asal Makassar pada 12 Juli 1945 ini memiliki nama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong. Penyair yang satu ini memiliki gaya kepenulisan yang sering memakai kata-kata arkais dan kata yang jarang digunakan.
Baca Juga: Pengertian dan Manfaat Home Router
8. Joko Pinurbo
Malam ini aku akan berangkat mengarungimu.
Perjalanan mungkin akan panjang berliku
dan nasib baik tidak selalu menghampiriku
tapi Insyaallah suatu saat
bisa kutemukan sebuah kiblat
di ufuk barat tubuhmu.
Contoh syair di atas merupakan buah karya seorang penyair kelahiran 1962 di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Karya yang dilahirkannya tidak jarang mengandung unsur yang berkesan “nakal”. Selain itu, ia memiliki gaya kepenulisan yang memadukan elemen naratif.
Baca Juga: Puas Internetan dengan Paket Home Sweet Home
9. Wiji Thukul
mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin
Wiji Thukul lahir pada 23 Agustus 1963 di Surakarta. Melalui karya puisi, beliau melakukan orasi perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Namun, sastrawan Indonesia yang satu ini dinyatakan hilang ketika ia berusia 34 tahun. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya hingga sampai detik ini.
Itu dia sederet nama sastrawan Indonesia beserta contoh syairnya yang dapat Hinet share ke kamu. Sekali lagi Hinet mengucapkan selamat Hari Puisi Sedunia. Jangan lupa juga untuk mengaktifkan MiFi Economy Plus dari Hinet, banjir kuota dengan harga terjangkau. Dapatkan juga paket internet cepat dan hemat di sini >>> Hinet Internet Cepat 4G LTE